Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

 


Ditulis oleh : Muh. Fathur Rizqi
PGSD-3 - PPG Prajabatan G1 2024 UMC

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yaitu proses seseorang dalam memiliki budi pekerti, wawasan luas dan tanggap terhadap budaya guna melestarikan dan memajukan kebudayaan serta mencapai kebahagiaan sebagai kodrat manusia. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Anak-anak tumbuh berdasarkan kodratnya. Guru memperlakukan anak didiknya dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya. Guru melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso), dan memberikan dorongan (tut wuri handayani). Sebagai seorang pendidik, guru bertugas untuk menggali dan mengembangkan setiap potensi dan kemampuan unik yang dimiliki peserta didik. Sebagai seorang pendidik seyogyanya memiliki kepribadian yang baik karena guru adalah role model (panutan) bagi anak didiknya. Dalam mendidik, guru memberikan keluasaan dan kebebasan bagi peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakatnya namun tetap dalam tuntunan guru. Sebagai seorang pendidik, guru juga harus memahami kodrat alam dan zaman. Kodrat alam artinya dalam mengajar guru harus memahami daerah asal peserta didik dan mengajar dengan menyesuaikan dengan kondisi tempat tinggal peserta didik. Kodrat zaman berarti hendaknya mendidik sesuai zaman mereka karena apa yang akan mereka dapatkan saat ini merupakan bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang. Pembelajaran abad 21 ini lebih menekankan pada pendidikan budi pekerti guna mengembangkan karakter peserta didik sehingga pembelajaran mengandung nilai-nilai kehidupan.

Sebelum Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara

Sebelumnya saya sebagai guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik melalui metode pembelajaran yang didominasi oleh ceramah dan penjelasan. Proses pembelajaran hanya untuk bertujuan mencapai tujuan kurikulum sesuai dengan yang ditentukan. Selain itu pendekatan pembelajaran yang saya terapkan sepenuhnya berfokus pada peran guru tidak berpusat pada peserta didik. Saya kurang memperhatikan perbedaan karakteristik antar peserta didik, saya menganggap semua peserta didik sama. Oleh karena itu, tidak ada perlakuan yang berbeda antara peserta didik yang cepat memahami materi dan peserta didik yang lebih lambat dalam memahaminya.

Setelah Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara

Setelah saya mempelajari filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara pemikiran saya berubah, bahwa pendidikan adalah proses menuntun (memfasilitasi, melayani) peserta didik dituntun dengan sabar dan ikhlas karena setiap peserta didik berbeda-beda dan membuat pembelajaran yang menyenangkan berpihak pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran tersebut tidak ada paksaan, tidak ada hukuman dan tidak ada kekerasan yang ada hanya menuntun peserta didik agar dapat berkembang dengan baik. hal ini sesuai dengan trilogi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), Ing Ngarso Mangun Karso (di tengah membangun keinginan/motivasi/semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang mendorong).

Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?

Yang akan saya lakukan di kelas dan sekolah yaitu memberikan motivasi dan dorongan kepada peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai karakter seperti disiplin, kerjasama, saling peduli, tanggung jawab dan tolong menolong dalam setiap kegiatan di sekolah. kemudian menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif, interaktif, dan berorientasi pada hasil belajar. Saya menggunakan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang menuntun peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Memberikan ice breaking untuk mengembalikan fokus dan semangat peserta didik saat proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran harus selaras dengan nilai budaya karena memiliki potensi untuk lebih memotivasi peserta didik, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan pemahaman peserta didik tentang dunia yang lebih luas. Selain itu, hal ini juga dapat membantu memecahkan permasalahan terkait ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam pendidikan dengan memberikan akses yang lebih setara kepada peserta didik dari berbagai latar belakang budaya.

Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

 

        Perkembangan pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pra-sejarah, hindhu-budha, kolonial, hingga saat ini. Meskipun Indonesia sudah merdeka, tapi kenyataanya masih ada belenggu-belenggu yang mengganggu kemerdekaan peserta didik dan guru didalam praktik pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Sehingga masalah ini menjadi  penghambat untuk kemajuan pendidkan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan pelaksanaan  pendidikan dahulu dan saat ini, pendidikan sekarang sudah lebih mementingkan kualitas dan  berpedoman pada UU sisdiknas dan hasil pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Saat ini  pemenrintah sudah mengupayakan untuk memerdekakan pesserta didik melalui paradigma  baru dalam proses pembelajaran. 

        Menurut Ki Hajar Dewantara “manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya  bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir dan batin serta tidak bergantung pada orang lain”. Hal ini dimaksudkan bahwasanya pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaa, sehingga sebagai pendidik harus memaknai dan menghayati pribadi sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar untuk  mewujudkan tujuan pembelajaran. Pada masa kini peserta didik sudah pandai dalam belajar   peserta didik dapat belajar sendiri melalui sosial media akan tetapi murid membutuhkan  pendidik karena pendidik itu menuntun tumbuh dan hidupnya harus memaknai dan menghayati pribadi sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.

        Menjadi guru itu merupakan gerakan hati saya yang mendorong diri saya dikarenakan banyak faktor yang saya alami sebelumnya, salah satunya dorongan dari lingkungan masyarakat di desa saya tinggal. Menjadi guru bagi saya merupakan profesi yang sangat istimewa bagi saya dimana seorang guru sering kita dnegar dengan kiasan “pahlawan tanpa jasa” namun sebenarnya dengan menjadi seorang guru kita meiliki kesempatan untuk memajukan negara ini dengan cara mencerdaskan putra-putri bangsa di lingkungan sekolah. oleh karena itu menjadi seorang guru itu suatu profesi yang menuntut kita untuk selalu belajar dan mengembangkan diri baik dari segi soft skill maupun pengetahuan, hal tersebut membuat saya sangat menarik dan tertarik menjadi guru. 

            Menjadi guru pada abad 21 ini sangat jauh berbeda dengan generasi sebelumnya, dikarenakan ilmu hari ini sangat mudah di peroleh dan di akses oleh siswa dikehidupan sehari-hari, artinya sekolah hari ini bukanlah satu-satunya sumber ilmu yang didapatkan oleh siswa. Menjadi guru hari ini, dimana seorang guru harus dapat menguasai banyak hal, salah satunya yaitu bagaimana seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang berpihak kepada siswa dan dapat membimbing siswa untuk dapat terkontrol agar ilmu yang diperoleh dari dalam sekolah atau luar sekolah dapat berdampak positif bagi siswa dan msyarakat banyak. Guru hari ini harus fleksibel terkadang kita menjadi mentor di kelas dan terkdang kita menjadi teman bicara yang hangat ketika di luar kelas, hal-hal tersebut harus di kuasai oleh guru pada generasi z sekarang agar dapat menciptakan hubungan harmonis dan kepercayaan antara guru dan murid sehingga berdampak pada proses pembelajaran dikelas.

        Secara tidak langsung kita menyadai atau tidak menyadari bahwa perjalanan pendidikan di indonesia terus bergerak seiring perkembangan zaman dari keadaan pendidikan yangangat memprihatinkan hingga keadaan pendidikan yang sangat menyenangkan bagi siswa dan kemudahan menempuh pendidikan hari ini sangatjauh berbeda dengan zaman masa kolonial dahulu seperti kata Ki Hadjar Dewantara “ setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, kondisi inilah yang kita alami sekarang di dunia pendidikan. Pada zaman kolonial sangatlah terbatas, hanya anak-anak bangsawan yang disekolahkan untuk mempersiapkan mereka menjadi tenaga ASN di kantor pemerintahan sedangakan rakyat biasa hanya dididik untuk membantu pemerintahan hindia belanda dalam perdagangan mereka, dimana hanya didik untuk tahu membaca, menulis dan berhitung yang sangat sederhana. Semenjak dahulu sampai dengan sekarang ini pemikiran Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan pendidikan bahkan banyak diadopsi oleh negara-negara lain diluar sana. Pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Beiau membedakan kata pendidikan dan pengajaran.

        Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntut segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat menciptakan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menurt Ki Hajar Dewantara Budi pekerti terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi itu sendiri terdiri dari cipta, rasa dan karsa sedangkan pekerti adalah tenaga sehingga pendidikan yang diharapkan adalah bagaimana nantinya anak didik kita memiliki pemikiran yang tajam, perasaan yang halus dan mampu bergerak untuk menghasilkan sebuah karya sesuai dengan makan dan minat mereka serta perkembangan zaman.

    Begitu banyak pemikiran-pemikiran yang relevan dari bapak Ki Hajar Dewantara, misalnya kurikulum merdeka mengenai perkembangan aspek keterampilan, kopetensi dan karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa indonesia. Ki Hajar Dewantara menekankan anak didik harus memiliki budi pekerti agar mampu mencapai keseimbangan hidup yang setinggi-tingiinya. 

        Melalui mata kuliah filosifi pendidikan Indonesia saya mendapatkan pemahaman dan  pengalaman baru terkait nilai-nilai filosofi Ki Hadjar Dewantara. Gagasan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang memperhatikan kodrat peserta didik dan mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa dan karsa. Yaitu pendidikan yang tidak  hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan ketrampilan berfikir dan kecerdasan batin. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan masa kini. Pemahaman baru inilah yang menjadi refleksi diri saya untuk mengajar di sekolah nanti.

Laboratorium Virtual : Uji Kandungan Garam Empedu pada Urine

   Judul Praktikum : Uji Kandungan Garam Empedu pada Urine



 
Tujuan Praktikum :
Untuk mendeteksi keberadaan garam empedu dalam urin.

Dasar Teori :
Urin adalah cairan yang diproduksi oleh ginjal untuk membuang produk limbah dari aliran darah. Urin manusia berwarna kuning dan mengandung berbagai komponen kimia. Ini terutama terdiri dari air, zat organik seperti urea, asam urat, sejumlah kecil enzim, karbohidrat dan hormon. Penanganan urea oleh ginjal merupakan bagian penting dari metabolisme mamalia.

Empedu adalah cairan kuning kehijauan yang mengandung air dan molekul organik seperti kolesterol, asam empedu, dan bilirubin. Pada manusia, dua fungsi utama empedu adalah pencernaan dan penyerapan lemak serta membuang garam empedu dari tubuh melalui sekresi ke dalam empedu. Manusia dewasa menghasilkan sekitar 400 hingga 800 ml empedu setiap hari.

Pada manusia dan sebagian besar vertebrata, empedu diproduksi oleh hati. Kantung empedu menahan empedu yang diproduksi di hati dan ketika organisme makan, empedu dibuang ke duodenum. Pembentukan garam empedu dimulai dengan pemecahan sel darah merah. Sel darah merah tua menjadi lebih rapuh dan mungkin rusak saat melewati pembuluh darah kecil. Sel darah merah tua dan rusak ini pecah saat melewati limpa atau hati. Makrofag memecah hemoglobin dalam sel darah merah dan menghilangkan zat besi dari komponen heme. Bagian heme yang bebas besi diubah menjadi biliverdin, pigmen hijau, dan kemudian menjadi bilirubin, pigmen kuning jingga. Di hati, bilirubin diekskresikan dalam empedu sebagai pigmen empedu, yang masuk ke usus kecil dan kemudian masuk ke usus besar. Bilirubin terdeteksi dalam urin hanya dalam kondisi patologis tertentu. Bilirubin tidak ditemukan dalam urin. Itu hadir dalam urin selama penyakit kuning atau karena kerusakan hati. 



Metodologi  :
1. Tes Smith

Prosedur:
- Ambil 1 ml reagen Smith dalam gelas ukur dari botol reagen.
- Tuang reagen Smith dari silinder pengukur ke dalam tabung reaksi.
- Menggunakan pipet, ambil urin dari botol sampel urin.
- Miringkan tabung reaksi dan tuangkan urin di sepanjang sisi tabung reaksi.
- Cincin hijau terbentuk di persimpangan dua lapisan yang menunjukkan adanya garam empedu dalam urin.

2. Tes Pettenkofer

Prosedur :
- Ambil 2 ml urin dalam gelas ukur dari botol sampel urin.
- Tuang urin dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi..
- Ambil beberapa sukrosa menggunakan spatula.
- Masukkan sukrosa ke dalam tabung reaksi yang berisi urin.
- Ambil 2 ml H 2 SO 4 dalam gelas ukur dari botol reagen.
- Miringkan tabung reaksi dan tuangkan H 2 SO 4 sepanjang sisi tabung reaksi.
- Munculnya warna merah menunjukkan adanya garam empedu dalam urin.

Prosedur Simulator (seperti yang dilakukan melalui Lab Online)
Anda dapat memilih jenis tes dari daftar drop-down 'Pilih jenis tes'.

Tes Smith
- Seret penetes yang berisi sampel urin ke arah tabung reaksi untuk menuangkan sampel secara perlahan di sepanjang sisi tabung.
- Klik pada ikon informasi untuk melihat kesimpulan.
- Anda dapat mengulang percobaan dengan mengklik tombol 'Reset'.
Tes Pettenkofer
- Seret spatula yang berisi sukrosa ke arah tabung reaksi untuk memasukkan sukrosa ke dalamnya.
- Seret dropper yang berisi Conc. H2SO4 menuju tabung reaksi untuk menuangkan sampel ke dalamnya.
- Klik pada ikon informasi untuk melihat kesimpulan.
- Anda dapat mengulang percobaan dengan mengklik tombol 'Reset'.

Supaya dapat memahami lebih jelas, silahkan tonton video animasi berikut!


Setelah memahami prosedur kerja, silahkan lakukan praktikum secara mandiri disini.

Setelah melaksanakan praktikum mandiri, silahkan melihat video penjelasan tentang materi terkait disini.

Setelah melihat dan memahami video penjelasan, silahkan mengerjakan tugas dan laporan praktikum yang ada pada LMS.

Terima kasih dan sampai jumpa!

Laboratorium Virtual : Uji Kandungan Gula pada Urine

  Judul Praktikum : Uji Kandungan Gula pada Urine



 
Tujuan Praktikum :
Untuk mendeteksi keberadaan gula dalam sampel urin yang diberikan.

Dasar Teori :
Urin adalah cairan yang diproduksi oleh ginjal untuk membuang produk limbah dari aliran darah. Urin manusia berwarna kuning dan mengandung berbagai komponen kimia. Ini terutama terdiri dari air, zat organik seperti urea, asam urat, sejumlah kecil enzim, karbohidrat dan hormon. Penanganan urea oleh ginjal merupakan bagian penting dari metabolisme mamalia.

Urine yang normal biasanya berwarna kuning muda, karena adanya pigmen kuning yang disebut Urochrome. Rata-rata produksi urin pada manusia dewasa adalah 2 liter per hari, tergantung pada berbagai kondisi. PH urin bervariasi antara 4,6-8 dan berat jenis urin bervariasi antara 1,010-1,40.

Sebenarnya, urin normal adalah larutan berair yang sangat kompleks dari zat organik dan anorganik. Urin terdiri dari sekitar 95-96% air. Zat organik nitrogen terpenting yang terdapat dalam urin adalah urea, asam urat, dan kreatin. Zat organik lainnya adalah asam oksalat dan asam laktat. Konstituen anorganik utama urin adalah natrium klorida, kalium klorida, sulfat dan fosfat.

Konstituen urin yang abnormal adalah gula (glukosa), badan keton, darah, protein dan empedu. Biasanya, glukosa (gula) tidak ada dalam urin normal. Tetapi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi ambang glukosa ginjal (160 – 180 mg/dl), glukosa mulai muncul dalam urin. Adanya glukosa dalam urin disebut glukosuria dan biasanya merupakan indikasi diabetes melitus.

Metodologi  :
1. Tes Benediktus
Bahan yang dibutuhkan:
Tabung reaksi, tempat tabung reaksi, sampel urin, tabung ukur, larutan Benedict dan pembakar.

Prosedur:
- Ambil 2 ml sampel urin dalam gelas ukur dari botol sampel urin.
- Ambil tabung reaksi dan tuangkan sampel urin ke dalamnya.
- Ambil 5 ml reagen Benedict dalam gelas ukur.
- Tambahkan pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel urin.
- Dengan menggunakan penahan tabung reaksi, pegang tabung reaksi dengan kuat dan panaskan selama 2 menit di atas kompor.
- Terus kocok tabung reaksi sambil dipanaskan.
- Muncul endapan kuning yang menandakan adanya gula dalam urin.
- Bergantung pada konsentrasi gula dalam urin, terbentuk endapan hijau, kuning, atau merah bata.

2. Tes Fehling
Bahan yang dibutuhkan :
Tabung reaksi, tempat tabung reaksi, sampel urine, tabung ukur, larutan Fehling A, larutan Fehling B dan pembakar.

Prosedur :
- Ambil 2 ml sampel urin dalam gelas ukur dari botol sampel urin.
- Ambil tabung reaksi dan tuangkan sampel urin ke dalamnya.
- Ambil 2 ml larutan Fehling A dalam gelas ukur.
- Tambahkan larutan Fehling A ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel urin.
- Ambil 2 ml larutan Fehling B dalam gelas ukur.
- Tambahkan larutan Fehling B ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel urin.
- Dengan menggunakan penahan tabung reaksi, pegang tabung reaksi dengan kuat dan panaskan perlahan selama 2 menit di atas kompor.
- Terus kocok tabung reaksi sambil dipanaskan.
- Muncul endapan hijau yang menandakan adanya jejak gula dalam urine.
- Bergantung pada konsentrasi gula dalam urin, terbentuk endapan hijau, kuning atau merah bata.

Prosedur Simulator (seperti yang dilakukan melalui Lab Online)
Anda dapat memilih tes dari daftar drop-down 'Pilih jenis tes'.

Tes Benediktus
- Seret penetes yang berisi reagen Benedict ke arah tabung reaksi untuk menuangkan reagen ke dalamnya.
- Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
- Seret tabung reaksi ke arah pembakar untuk memanaskannya.
- Klik pada ikon informasi untuk melihat kesimpulan.
- Anda dapat mengulang percobaan dengan mengklik tombol 'Reset'.

Tes Fehling
- Seret penetes yang berisi reagen Fehling A ke arah tabung reaksi untuk menuangkan reagen ke dalamnya.
- Seret penetes yang berisi reagen Fehling B ke arah tabung reaksi untuk menuangkan reagen ke dalamnya.
- Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
- Seret tabung reaksi ke arah pembakar untuk memanaskannya.
- Klik pada ikon informasi untuk melihat kesimpulan.
- Anda dapat mengulang percobaan dengan mengklik tombol 'Reset'.

Supaya dapat memahami lebih jelas, silahkan tonton video animasi berikut!


Setelah memahami prosedur kerja, silahkan lakukan praktikum secara mandiri disini.

Setelah melaksanakan praktikum mandiri, silahkan melihat video penjelasan tentang materi terkait disini.

Setelah melihat dan memahami video penjelasan, silahkan mengerjakan tugas dan laporan praktikum yang ada pada LMS.

Terima kasih dan sampai jumpa!

Laboratorium Virtual : Uji Kandungan Urea pada Urine

 Judul Praktikum : Uji Kandungan Urea pada Urine



 
Tujuan Praktikum :
Untuk mendeteksi adanya urea dalam sampel urin yang diberikan.

Dasar Teori :
Urin adalah cairan yang diproduksi oleh ginjal untuk membuang produk limbah dari aliran darah. Urin manusia berwarna kuning dan mengandung berbagai komponen kimia. Ini terutama terdiri dari air, zat organik seperti urea, asam urat, sejumlah kecil enzim, karbohidrat dan hormon. Penanganan urea oleh ginjal merupakan bagian penting dari metabolisme mamalia.

Orang dewasa yang sehat biasanya mengeluarkan sekitar 15g nitrogen per hari. Di antaranya, sekitar 95% dari nitrogen ini diekskresikan sebagai urea melalui urin. Jika hati tidak sehat, mungkin tidak efisien memecah protein. Demikian pula, jika ginjal tidak sehat, ginjal mungkin tidak dapat menyaring urea dengan baik. Salah satu dari masalah ini menyebabkan perubahan jumlah nitrogen urea dalam tubuh kita. Jika urin tetap terpapar ke atmosfer, ia akan terurai dan amonia dilepaskan karena aktivitas bakteri. Karena proses ini urin yang disimpan menjadi basa.
Umumnya tes urease digunakan untuk mendeteksi keberadaan urea dalam sampel urin. Enzim urease menguraikan urea menjadi amonia dan karbon dioksida. Saat menambahkan zat basa, amonium karbonat ke dalamnya, mengubah urin yang sedikit asam menjadi larutan basa. Warna indikator fenol merah berubah dari kuning menjadi merah dalam campuran reaksi ini.

Metodologi  :
1. Alat dan Bahan


2. Prosedur Kerja
Tes Natrium hipobromit 
  • Ambil 2 ml sampel urin dalam gelas ukur dari botol sampel urin.
  • Ambil tabung reaksi dan tuangkan sampel urin ke dalam tabung reaksi.
  • Menggunakan penetes, ambil larutan natrium hipobromit.
  • Tambahkan beberapa tetes larutan natrium hipobromida ke sampel urin.
  • Buih cepat nitrogen muncul di tabung reaksi yang menunjukkan adanya urea dalam urine
Tes Urease 
  • Ambil 5 ml sampel urin dalam gelas ukur dari botol sampel urin.
  • Ambil tabung reaksi dan tuangkan sampel urin ke dalam tabung reaksi.
  • Menggunakan pipet, ambil beberapa indikator fenol merah.
  • Tambahkan 4-5 tetes indikator fenol merah ke dalam tabung reaksi.
  • Gunakan penetes segar untuk mengambil beberapa tetes Na2CO3 2%.
  • Tambahkan larutan Na2CO3 tetes demi tetes hingga terbentuk warna merah muda pada tabung reaksi.
  • Ambil beberapa tetes asam asetat 1% menggunakan penetes segar.
  • Tambahkan asam asetat 1% ke dalam tabung reaksi setetes demi setetes sampai warna merah jambu hilang.
  • Dengan menggunakan spatula, ambil sedikit bubuk urease dari kaca arloji.
  • Tambahkan bubuk urease ke dalam tabung reaksi dan kocok dengan baik.
  • Warna merah muda atau merah yang muncul dalam larutan menunjukkan adanya urea dalam urin.

Supaya dapat memahami lebih jelas, silahkan tonton video animasi petunjuk praktikum kali ini

Setelah memahami prosedur kerja, silahkan lakukan praktikum secara mandiri disini.

Setelah melaksanakan praktikum mandiri, silahkan melihat video penjelasan tentang materi terkait disini.

Setelah melihat dan memahami video penjelasan, silahkan mengerjakan tugas dan laporan praktikum yang ada pada LMS.

Terima kasih dan sampai jumpa!

Ekstrak Kandungan Bahan Alami untuk Melawan Bakteri Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat

 PENDAHULUAN

                    Jerawat merupakan penyakit kulit yang dikenal dengan acne vulgari. Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya jerawat salah satunya adalah bakteri Propionibacterium acnes. Penyerbaran bakteri Propionibacterium acnes dan peradangan klonik folikel sebasea dengan gambaran klinis berupa komeda, papul, pustula, nodus, kista pada tempat redileksinya (muka, bahu, leger, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas). (Poomane, 2018)

            Faktor lain penyebab terjadinya jerawat selain peningkatan produksi sebum adalah peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri dan inflamasi. Pengobatan jerawat yang masih sering digunakan salah satunya adalah antibiotik. Namun antibiotik memiliki efek samping dan reaksi toksik dalam penggunaannya, antara lain iritasi, reaksi alergi dan penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan resistensi serta hipersensitivitas. (Fifendy, 2017). Trend back to nature salah satunya menggunakan tanaman tradisional sebagai bahan pengobatan, akhir-akhir ini banyak dipilih oleh masyarakat, karena adanya keyakinan terhadap minimnya efek samping yang ditimbulkan (Riferty, 2019).

              Propionibacterium acnes membentuk koloni terutama di kelenjar minyak dan folikel rambut kulit manusia. Sifat pertumbuhan P.acnes secara anaerob. PH yang cocok untuk pertumbuhan bakteri ini berkisar antara 6,0 – 7,0. Suhu optimal untuk pertumbuhan antara 300C – 370C. Propionibacterium acnes merupakan flora normal yang ada di beberapa bagian tubuh manusia. Bakteri ini sudah ada sejak bayi dengan jumlah sedikit dan bertambah banyak saat memasuki usia pubertas berkaitan dengan meningkatnya produksi sebum pada folikel sebasea. Kulit merupakan habitat utama dari P.acnes, namun juga dapat ditemukan di rongga mulut, usus besar, konjungtiva dan saluran telinga luar (Waluyo, 2019). Bakteri Propionibacterium acnes dapat tumbuh dengan baik di musim dingin dan kurang tahan pada musim panas. Sinar ultraviolet mampu membunuh bakteri ini pada permukaan kulit dan mampu menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis sehingga berpengaruh pada bakteri yang berada di bagian bawah glandula sebasea (Rifery, 2019).


METODE

            Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam studi kepustakaan. Data yang telah didapatkan, kemudian dikumpulkan, dikompilasi, ditelaah, dianalisa, dan disimpulkan. Jurnal ini menggunakan metode penelitian analisis referensi yang tersedia baik dari teori, buku hingga penelitian sebelumnya.

              Penelitian ini mengkaji ruang lingkup penelitian kreativitas ilmiah secara sistematis. Kajian sistematis dilakukan dengan menggunakan prosedur modifikasi yang di adopsi dari beberapa pilihan jurnal. Pemilihan tema mikroba Propionibacterium acnes dikarenakan mikroba ini adalah mikroba penyebab penyakit yang cukup umum dan hangat dibicarakan bagi para remaja. Prosedur ini terdiri dari 4 langkah yaitu: Identifikasi, Penyaringan, kelayakan dan dimasukkan/digunakan. Pada tahap identifikasi, pencarian artikel dilakukan dengan menuliskan kata kunci ilmiah “Propionibacterium” pada Google Schollar. Pencarian dilakukan untuk publikasi pada periode 2017-2021. Pada tahap penyaringan kelayakan, semua jurnal yang telah diidentifikasi berdasarkan judul abstrak, kata kunci, dan relevansi topik yang dibahas. Tahapan selanjutnya yaitu semua jurnal yang telah memenuhi syarat dipelajari dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Bakteri Propionibacterium acnes

              Propionibacterium acnes termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria Bakteri ini termasuk flora normal kulit Propionibacterium acnes berperan pada pathogenesis jerawat dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit Asam lemak ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan mendukung terjadinya akne Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic mengaktifkan sistem kekebalan tubuh (Mustarichie, 2020).

              Propionibacterium acnes adalah bakteri berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif Bakteri ini dapat tumbuh di udara dan tidak menghasilkan endospora Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang atau filamen dengan bentuk kokoid Propionibacterium acnes memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau anaerob Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman Propionibacterium Acnes merupakan bakteri penyebab jerawat atau juga disebut sebagai bakteri jerawat yang memiliki watak pertumbuhan dan reproduksi yang relatif lambat. Klasidikasi Propionibacterium acnes sendiri adalah Kingdom Bacteria, Phylum Actinobacteria, Class Actinobacteridae, Ordo Actinomycetales, Family Propionibacteriaceae, Genus Propionibacterium, Spesies Propionibacterium acnes (Poomane, 2018)..


(Morfologi Bakteri Propionibacterium acnes (Fifendy, 2017) )

Ekstrak Air Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)


              Kulit bawang merah merupakan bagian dari umbi bawang merah yang tidak termanfaatkan dan berdasarkan dari hasil penelitian Manullang hasil uji skrining fitokimia menyatakan bahwa serbuk kulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan steroid/triterpenoid. Pada kulit bawang merah juga terdapat Senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa kuersetin dan rutin. Senyawa tersebut sebagian terdapat pada bagian kulit bawang merah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sa’adah dkk (2020), Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak air kulit bawang merah dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40% serta klindamisin 1% sebagai control positif dan DMSO 1% v/v sebagai kontrol negatif terhadap Propionibacterium acnes dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pada semua perlakuan ekstrak air kulit bawang merah didapatkan hasil zona hambat yang berbeda-beda. Perbedaan konsentrasi mempengaruhi besar kecilnya zona hambat. Penghambatan pertumbuhan bakteri disebabkan oleh senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak air kulit bawang merah, pada penelitian ini semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori, semakin tinggi konsentrasi suatu zat antibakteri, maka semakin tinggi daya antibakterinya.

 

Ekstrak Dan Fraksi Biji Pare (Momordica charantia L.)


              Selain buah dan daun, bagian lain dari tanaman pare yang masih bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah biji pare. Ekstrak biji pare dapat mengobati penyakit kulit. Hal ini telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yaitu adanya kandungan metabolitsekunder seperti alkaloid, saponin dan onoterpen/sesquiterpene.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riferty dkk (2019), Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak biji pare memiliki potensi aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. acnes. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona hambat bening disekitar sumur pada setiap ekstrak dengan konsentrasi 40%, 50% dan 60%. Ekstrak biji pare memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai KHM pada konsentrasi 30%. Aktivitas 1 mg ekstrak etanol biji pare ini setara dengan 0,80 μg klindamisin. Fraksi etil asetat biji pare memiliki diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan fraksi n-heksana dan fraksi metanol.

 

Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba)


              Jerawat dapat diobati dengan suatu obat antibakteri. Salah satu tanaman yang terbukti memiliki daya antibakteri adalah daun murbei (Morus alba L.). Senyawa dalam daun murbei (Morus alba L.) umumnya berupa alkaloid, polifenol dan flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integrasi membrane sel bakteri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Irsyad Aliah dkk (2019), Konsentrasi formula gel ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) 2%, 4%, dan 6% memiliki adanya daya hambat, sehingga dapat dikatakan dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acne. Hasil pengamatan uji daya hambat antibakteri sediaan gel ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) menunjukan pengukuran rata-rata diameter hambatan disekitar paper disk gel ekstra etanol daun murbei (Morus alba L.) pada masa inkubasi 24 jam. Formulasi dengan kosentrasi 6% dengan diameter zona hambat 21,7 mm menunjukan zona hambat kuat, selanjutnya formulasi dengan kosentrasi 4% dengan diameter zona hambat 20,3 mm, dan formulasi dengan kosentrasi 2% dengan zona hambat lemah 15,7 mm. Hal ini menunjukan bahwa senyawa aktif ekstrak daun murbei (Morus alba L.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Diketahui daun murbei memiliki kandungan senyawa yang bersifat sebagai antibakteri yaitu flavanoid, alkaloid, dan saponin. Hal ini yang menyebabkan bakteri Propionibakterium acne rentan terhadap bahan antimikrobial yaitu ekstrak daun murbei yang mengandung senyawa sebagai antibakteri.

 

Ekstrak dan Fraksi Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)


              Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah yang telah dilakukan, daun singkong diketahui memiliki kandungan kimiawi diantaranya karbohidrat, kalsium, fosfor, lemak, protein, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, air, zat, zat besi, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Senyawa flavonoid dan saponin diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus. Triterpenoid juga diketahui memiliki aktivitas antivirus dan antibakteri serta dapat mengobati kerusakan pada kulit (Musachirie, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mustarichie dkk (2020), bahwa etanol Ekstrak daun singkong (M. esculenta Crantz) memiliki antibakteri aktivitas terhadap isolat klinis Propionibacterium acnes. Fraksi paling aktif dari etanol Ekstrak daun singkong ditunjukkan dengan etil asetat pecahan. Nilai MIC dari fraksi etil asetat terhadap isolat klinis P. acnes berada pada konsentrasi 2,5% (b / v). Hasil ini menyarankan agar daun singkong memungkinkan untuk dikembangkan menjadi herbal anti jerawat standar.

 

Ekstrak Biji Mangga (Mangifera indica L.)


              Biji mangga memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi, menunjukkan adanya efektivitas biji mangga sebagai bakterisida. Selain itu, Soong dan Barlow, (2004) dalam Fifendy (2017) melaporkan bahwa biji mangga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena mengandung senyawa fenolik yang tinggi. Biji mangga juga memiliki kandungan fitokimia yang tinggi, berupa tannin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Poomane dkk (2018), Ekstrak etanol biji manga dengan konsentrasi 60%, 40% dan 20% memiliki efektivitas dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes dengan rata-rata zona bening yang dihasilkan dari ketiga konsentrasi tersebut berada dalam kisaran 10-20mm yang menunjukkan kuatnya daya hambat yang ditimbulkan. Konsentrasi 60% Ekstrak etanol biji mangga menghasilkan diameter zona bening yang lebih lebar hingga mencapai rata-rata 13,67 mm yang berarti konsentrasi 60%. Ekstrak etanol biji mangga ini memiliki efektivits antibakteri terhadap Propionibacterium acnes yang lebih kuat dibanding Ekstrak etanol biji mangga dengan konsentrasi 40% dan 20%.


SIMPULAN DAN IMPLIKASI

              Berdasarkan  penelitian yang telah dilakukan secara studi literatur dari beberapa jurnal dapat disimpulkan beberapa ekstrak kandungan alami dapat digunakan sebagai antibakteri untuk melawan bakteri Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Terdapat ekstrak kandungan bahan alami yaitu Ekstrak Air Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.), Ekstrak Dan Fraksi Biji Pare (Momordica charantia L.), Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba), Ekstrak dan Fraksi Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz), dan Ekstrak Biji Mangga (Mangifera indica L.). Dari beberapa kandungan alami tersebut semuanya memiliki  aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes berdasarkan daya hambat bakteri. Namun, bahan alami yang paling efektif adalah ekstrak etanol daun murbei (Morus alba), karena memiliki daya hambat bakteri Propionibacterium acnes yang kuat (>20mm). Sedangkan bahan alami yang lain memiliki daya hambat yang sedang cenderung lemah. Tetapi dengan adanya aktivitas daya hambat bakteri menunjukkan bahan-bahan alami yang telah disebutkan dapat digunakan sebagai antibakteri Propionibacterium acnes penyebab jerawat.


REFERENSI

Aliah, Ahmad I., dkk. Uji Daya Hambat Formula Gel Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Sebagai Anti Acne Terhadap Bakteri Propionibacterium Acne. Jurnal Farmasi Galenika. Vol. 5 No. 2

Fifendy, M. 2017. Mikrobiologi. Depok : Kencana.

Mustarichie, R., Sulistyaningsih, S., & Runadi, D. 2020. Antibacterial Activity Test of Extracts and Fractions of Cassava Leaves (Manihot esculenta Crantz) against Clinical Isolates of Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes Causing Acne. International Journal Of Microbiology. Vol. 1 No. 1

Poomanee, W., Chaiyana, W., Mueller, M., Viernstein, H., Khunkitti, W., dan Leelapornpisid, P. 2018. In-vitro investigation of anti-acne properties of Mangifera indica L. kernel extract and its mechanism of action against Propionibacterium acnes. Anaerobe. 52(1)

Riferty, Feresta. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Biji Pare (Momordica Charantia L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes.  Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa. Vol. 1 No. 2

Rohan, H., dkk. 2017. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Deepublish.

Sa`adah, Hayatus, dkk. 2020. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia. Vol 2 No. 2

Waluyo, L. 2019. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.